Batu Bara I jenews.id, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Utara dan Serikat Perusahaan Pers (SPS) Sumatera Utara melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan kompetensi wartawan yang profesional, beretika dan bermartabat. Acara dilaksanakan di Hotel Le Polonia Medan, Kamis (28/7/2022).
Rangkaian kegiatan yang digelar salah satunya seleksi penerimaan anggota muda dan kenaikan status menjadi anggota biasa PWI Sumatera Utara yang keseluruhan berjumlah sekitar 150 wartawan dari berbagai daerah Se-Sumatera Utara.
Dalam kesempatan tersebut hadir menjadi narasumber Sekretaris SPS Sumatera Utara Arianto Adli, SH, Ketua PWI Sumut H. Farianda Putra Sinik, SE dan Ketua Dewan Kehormatan Provinsi PWI Sumut Drs M Syahril, M.I.Kom, sementara masing-masing narasumber menjelaskan kepada kurang lebih 150 wartawan calon anggota muda dan biasa PWI Sumatera Utara, dan acara dipandu oleh salah satu pengurus PWI Sumut Agus Salim Ujung didaulat sebagai moderator.
Dalam pemaparannya, Sekretaris Serikat Perusahaan Pers (SPS) Sumatera Utara Arianto Adli, SH lebih dikenal Anto Geng yang juga merupakan ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Sumatera Utara, dan owner harian Sumut24 menjelaskan terkait kewartawanan dan media online.
Anto Geng memaparkan, bahwa Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dalam perspektif media online tentunya hal yang sangat diperlukan karena untuk menjadi seorang pimpinan redaksi media online harus berkompetensi, ujarnya.
Sementara itu, wartawan merupakan ujung tombak untuk mewujudkan pemberitaan yang berkualitas, untuk menjadi wartawan handal harus memahami aturan pers, sebab masalah kehidupan manusia tidak terlepas dari komunikasi, ujar Anto Geng.
“Diera digital berbagai media bermunculan, yang sangat luar biasa bukanlah media online tapi media sosial, bahayanya banyak wartawan tanpa konfirmasi menanyangkan berita dari media sosial,”.
“Jangan mengambil berita copy paste melalui medsos yang berseleweran di medsos, bahaya bagi kita sebab berbenturan dengan UU ITE,” jelas Anto.
Anto berharap wartawan menegakkan prosedurisme dalam pemberitaan, dan saat ini media cetak, jejaknya tidak dapat dihapus sampai kapanpun, dan berbeda dengan media online yang dapat dihapus namun belum tentu pemberitaannya akurat, ujarnya.
Ia juga menyampaikan pengalamannya bahwa untuk mendirikan media online itu tidak mudah, harus memiliki jaringan yang kuat, memahami UU ITE dan UU 40 tahun 1999, ucapnya.
Selain itu, ia pun menjelaskan ada 3 organisasi pers yang dapat menyelenggarakan kompetensi wartawan, yaitu PWI, AJI, IJTI. Dan ada juga organisasi lain yang menyelenggarakan ujian kompetensi selain PWI, namun masih diragukan. Jelas Anto.
“UKW memiliki dampak positif dalam upaya meningkatkan profesionalisme wartawan,”
Anto juga menjelaskan banyaknya media cyber hari ini yang beredar, hanya 100 media online yang terverifikasi oleh Dewan Pers, sementara lebih 1000 an media online yang terverifikasi.
Ia pun menyayangkan ada lembaga Pemerintah saat ini seperti Kominfo yang merilis dan melakukan tugas jurnalistik, itu tidak dibenarkan, pemerintah tidak punya kewenangan membuat media dan melaksanakan kegiatan jurnalistik lainnya, tutup owner harian Sumut24 itu.
Sementara, Ketua Dewan Kehormatan Provinsi (DKP) PWI Sumut Drs. M Syahril, M.I.Kom yang juga pernah menjadi Pemimpin PWI Sumut menerangkan thema terkait kompetensi menuju profesionalisme wartawan.
Alumi USU itu pun di wisuda program magister mengusung tesis berjudul konstruksi penerapan UKW dalam menegakkan profesionalisme wartawan.
Sebelumnya ia memaparkan, dan mengenalkan sosok David Salzer Broder yang mendapatkan penghargaan tahun 1973 wartawan Washington Post Amerika.
Ia menjelaskan skandal water get yang mampu menjatuhkan presiden Amerika dikala itu dari tulisannya, dan kata yang paling diingat “hanya orang gila yang menjatuhkan pilihan wartawan sebagai profesinya”, dan ia menegaskan bahwa keberadaan profesi ini menjadi kemulian, ujar Syahril menjelaskan.
Syahril menegaskan bahwa PWI Sumut saat ini berbicara kualitas, dan konsistensi dalam melaksanakan tugas jurnalistik secara teratur, dan produk yang dihasilkan wartawan adalah berita. ia pun menegaskan bahwa wartawan PWI harus ada pembeda yang baik, dan membangun suasana baik, jangan pula ada anggota PWI membantai ketuanya sendiri, pintanya.
Ditempat yang sama, H. Farianda Putra Sinik, SE menjelaskan tantangan perusahan pers SPS Sumut di era digitalisasi
“Saat ini sangat mudah membuat media online namun untuk terverifikasi dewan pers tentu masih banyak yang belum, dan saat ini sudah 40 perusahaan media online di Sumut yang sudah terverifikasi,” ujar Farianda.
Dan pangsa media online era digital dan teknologi sangat besar dan 77% iklan nasional dikuasai media online, ujarnya.
Farianda pun menjeskan bahwa yang terkena dampak digitalisasi saat ini ialah media cetak atau surat kabar, selain menghadapi persaingan sesama surat kabar, persaingan juga terkaji di media online dan diperkuat kondisi masa covid lagi, sehingga kompleks persoalannya, ucapnya.
“Kita harus sanggup mengikuti perubahan. Berani melakukan perubahan cara terbaik menghadapi tantangan surat kabar agar tetap eksis, dan saat ini tingkat kepercayaan publik pada surat kabar 36% dan media online 37%,” tutup Farianda.
Turut hadir Ketua PWI Kabupaten/ kota Se-Sumatera Utara Tebing Tinggi, Tanjung Balai, Asahan, Batu Bara, Toba, dan 150 peserta calon anggota muda dan biasa PWI Sumatera Utara, (Hz).