Simalungun | jenews.id, Sarana pemeliharahan irigasi yang ditampung oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWS2) sebesar 26 miliar, sudah sepatutnya mampu memberikan perbaikan dalam sistem irigasi di Kabupaten Simalungun
Sebab, kerusakan jaringan sistem irigasi akan mengancam peningkatan produksi pangan, dimasa masa yang akan datang. Infrastruktur irigasi harus dikelola secara baik agar sektor pertanian dapat mewujudkan diversifikasi pertanian.
Namun proyek irigasi yang telah berjalan yang dikerjakan oleh rekanan Balai Wilayah Sungai Sumatera II (BWS2 ) sudah mulai rusak, padahal proyek irigasi baru dikerjakan dalam hitungan Minggu.
Pantauan awak media dilokasi , Irigasi tersier di Kampung Keling dan kampung Pulo, pada dindingnya yang baru selesai dibangun sudah mulai rusak dan retak-retak.
Tidak hanya itu, ditemukan sisa-sisa bungkusan semen merah putih, tipe pcc yang digunakan oleh rekanan.
Salah seorang warga kampung keling ketika ditanya soal kerjaan Irigasi, mengatakan bahwa pekerjaan Irigasi di kampungnya telah selesai.
“Kalau dikampung kami sudah selesai bang. Pekerjaan mulai ke arah kebun sifep masuknya, sudah kesana mereka kerja,” sebutnya.
Proyek yang menelan anggaran sekitar Rp 26 Miliar tersebut, tersiar kabar diawasi oleh oknum Brimob yang masih bertugas. “Pengawasnya orang Brimob bang, sudah tau semua itu bang,” ucap warga Sakuda Bayu, yang tidak mau disebut namanya saat ditanyai.
Hingga berita ini dilansir, dinas terkait belum dapat dikonfirmasi media, terkait proyek irigasi yang mengalami kerusakan. (Tim)