MEDAN | Jenews.id – Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta (KC) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) ciptakan alat komunikasi digital bagi penyandang disabilitas tuna rungu dan wicara.
Alat komunikasi ini berupa aplikasi bernama Tensorflow Object Detection (Tfood). Aplikasi ini dapat membantu penyandang disabilitas tuna rungu dan wicara untuk berkomunikasi dengan masyarakat.
Anggota Tim PKM-KC, Sylvi Agustin menjelaskan dalam proses komunikasi, indera mulut untuk berbicara serta telinga sebagai alat pendengaran adalah faktor kunci dalam berkomunikasi.
“Kemampuan seperti ini tidak dimiliki orang-orang dengan keterbatasan dalam berbicara dan mendengar atau disebut tunar rungu dan wicara,” katanya melalui pesan tertulis dilansir Jumat (2/8).
Bahasa isyarat adalah salah satu cara komunikasi yang digunakan oleh penyandang tuna rungu dan wicara. Namun, tidak semua masyarakat bisa memahami bahasa isyarat.
Menurut mahasiswa semester VI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ini, keterbatasan tersebut menimbulkan kendala dalam berkomunikasi antara penyandang tuna rungu dan wicara dengan masyarakat normal.
“Sehingga diperlukan alat yang dapat mengubah atau menerjemahkan bahasa isyarat menjadi keluaran berupa pengenalan gestur bahasa isyarat agar dengan mudah dipahami oleh masyarakat normal,” katanya.
Aplikasi Tfood ini turut memiliki beberapa fitur, diantaranya fitur bicara. “Fitur lainnya yaitu kamus dan daftar gerakan huruf abjad Sibi dan Bisindo. Tetapi fitur utama alat ini adalah fitur scan gerakan bahasa sibi,” ujar
mahasiswa Pendidikan Matematika itu.
Lebih lanjut dijelaskan, potensi yang terdapat dalam aplikasi ini dapat melakukan komunikasi yang lebih efektif. Penyandang disabilitas tunarungu wicara dapat lebih aktif berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan sosial.
“Penyandang disabilitas tunarungu wicara dapat lebih aktif dalam pendidikan, pekerjaan, dan kegiatan komunitas. Serta dapat mengatasi stigma dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas tuna rungu dan wicara,” tegasnya.
Aplikasi Tfood sudah diuji coba kepada masyarakat normal hingga penyandang disabilitas tunarungu wicara dan mendapatkan respon positif dengan adanya alat bantu komunikasi tersebut.
Dosen pembimbing tim PKM-KC, Nur Afifah menambahkan, bahwa aplikasi ini sangat penting bagi penyandang disabilitas tuna rungu dan wicara.
“Khususnya orang tua dari anak-anak tuna rungu dapat bisa lebih mengerti apa yang disampaikan oleh anaknya,” pungkasnya.
Tim PKM KC Terdiri dari 4 orang yaitu Sella Gustrinita, Sylvi Agustin FKIP Pendidikan Matematika semester VI, Yudi Firmansyah Fatek Teknik Mesin semester VI, dan Ukhairi Alpatih FIKTI Sistem Informasi semester VIII dan dosen pembimbing Nur Afifah. (mis)