Medan | jenews.id
Kapolda Sumatera Utara Irjen Martuani Sormin menyatakan tidak ada tempat mereka bagi bandar Narkoba di Wilayah Sumatera Utara.
Hal itu disampaikan Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol. Hadi Wahyudi kepada Jenews.id, Selesa (9/2) melalui telepon selulernya terkait maraknya peredaran Narkotika di Sumatera Utara.
“Kapolda Sumut tidak akan ada kompromi dengan Bandar Narkoba di semua wilayah Sumatera Utara, dan untuk wilayah siantar saat ini sedang kita pantau”. Ujarnya.
Sebelumnya, warga mempertanyakan kinerja pihak kepolisian penangkap yang dilakukan hanya bagi pemakai saja. Sementara Bandarnya masih bebas berkeliaran kemana mana.
Informasi yang didapat dari sumber terpercaya, ada interaksi interaksi aparat penegak hukum di Kota Siantar dalam membackingi para bandar narkoba.
Terlihat memang hingga detik ini jajaran Satresnarkoba Polresta pematang Siantar dan BNNK tidak juga mampu menangkap para gembong-gembong narkoba tersebut.
Informasi peredaran narkoba juga sudah sering disampaikan masyarakat atau dipublikasikan di media agar aparat hukum meringkus para pelaku. Kenyataannya laporan ini hanya sebatas penangkapan kecil-kecil saja, sedangkan bandarnya tidak ditangkap.
Penegakan hukum hanya sebatas kalangan pemakai dan pengedar ketengan. Itu pun diluar kendali jaringan bandar besar yang saat ini menguasai bisnis peredaran sabu-sabu di kota yang dulu sempat berpredikat sebagai kota pelajar ini.
Hal itu juga dikuatkan oleh penuturan Robert Indra Girsang LSM Pemerhati Kepolisian, Minggu (7/2/2021) sekir pukul 11.00 Wib di seputaran kedai kopi jalan Kartini Pematang Siantar.
Robert menyayangkan lambatnya kinerja aparat penegak hukum dari kepolisian dan BNNK dalam membasmi dan memutus mata rantai peredaran narkoba di Kota Pematang Siantar.
“Jadi kalau ada informasi aktivitas para bandar narkoba di Siantar sudah berhenti. Itu informasi hoax dan hanya pengalian isu dari orang-orang tertentu saja. Hasil penelusuran kita dalam 3 hari ini kelompok Kampung Banjar RK-BDL-PB sudah mulai aktif kembali mengedarkan bisnis narkobanya . Namun mereka lebih hati-hati akibat selalu masif diberitakan oleh awak media “. kata Robert lagi.
Berdasarkan informasi dari masyarakat, pelaku kejahatan mulai pukul 08.00 Wib s / d pukul 18.00 Wib. Lokasi transaksi di Gang Amal.
“Gang Amal itu kalau kita masuk jalan dari arah simpang PP yang ada jualan goreng itu, langsung belok ke kanan agak tanjakan di sebelah kiri ada warung kopi Wak Saring. Satu lagi titik lokasi penjualan narkoba mereka, turun ke belakang dari warung kopi didekat umbul Itu. Kalau mau gerebek, lebih baik dari Poldasu. Karena disini ada oknum polisi warga Jalan “N” yang sering memberikan informasi dan akses kepada bos besar ‘RK’ “. Sebutnya.Menurut sumber, di Gang amal itu banyak jalan-jalan tikus, tembusannya ke jalan bola kaki. Disebutkan juga grup RK sudah meluaskan narkoba ke wilayah hukum Polres Simalungun. Seperti di Seberlawan yang dikendalikan oleh Sontol, di Bahliran Siborna ada si LS alias Sinaga dan si THL. Selanjutnya, di perkebunan Teh Sidamanik ada si HS. Begitu juga dengan kelompok UH dan KTG tetap utama, tapi seperti UH dan KTG agak lebih rapi dan lebih profesional di lapangan. Barang UH dan KTG masih tetap dari NS.
“Catatan kita di Siantar, ada tiga kelompok jaringan besar bandar narkoba. Kelompok RK-BDL-PB wilayahnya menguasai peredaran daerah jalan Flores, Skip, Kelurahan Sumber Sari Bantan, Jalan Singosari, Serdang, Kelurahan Gang Amal Banjar Kecamatan Siantar Barat.
Ada juga kelompok “[* NS * – * UH * – * KTG *] yang menguasai peredaran Jalan Melati, Teratai, Melur, Timbang Galung Kecamatan Siantar Barat, Gang Air Bersih, Gang Puri, SMP Negri 6 Kecamatan Siantar Utara, Gang Bajigur, Nagapita dan total jalan Medan Kecamatan Siantar Martoba.
“Ada juga pemain lama [* BT *] warga kampung Karo, jaringannya lebih tertutup wilayahnya menguasai sekitaran Tomuan, Kp karo Kec.Siantar Timur dan di Marihat Sentral tepatnya di pemancingan kolam ikan di Kec.Siantar Marimbun,” ulasnya
Diduga, peredaran narkoba di Kota Pematang Siantar sudah terorganisir, sistematis dan dibackup oleh oknum aparat penegak hukum. Bagaimana tidak, meski pun rutin dilaporkan oleh banyak lapisan masyarakat ke satnarkoba Polresta dan BNN Kota Siantar, namun gembong dan bandar tetap aman dan tidak tersentuh oleh hukum. Ditengarai, pelaku narkoba yang ditangkapi hanya ‘kelas teri’ dan tidak memiliki koneksi atau yang tidak ada setoran ke APH.
Saat ini masyarakat sangat berharap kepada Kepala BNN-RI Komjen Pol Petrus Reinhard Golose dan Kapolri Jendral Pol Listianto Sigit Prabowo segera menurunkan tim Paminal divisi Propam Mabes Polri untuk sidak ke Kota Pematang Siantar melakukan pengintaian, penyelidikan dan membongkar dugaan hubungan oknum aparat dari Sat Resnarkoba dan BNNK yang disinyalir sudah lama membekingi bisnis narkoba di Siantar. (tim / Int)