ADVERTISEMENT
Medan | Jenews.id
Salah satu penyebab sulitnya penanganan Covid-19 adalah masih banyaknya masyarakat yang tidak khawatir terhadap virus yang hingga kini belum ada vaksinnya. Mereka beranggapan tidak mungkin terpapar Covid-19, bahkan sebagian tidak percaya adanya Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Manardo saat rapat dengan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi, Forkopimda Sumut, OPD Pemprov Sumut, serta para tokoh masyarakat dan agama, di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Jumat (25/9) malam.
Berdasarkan survei yang dilakukan Satgas Penanganan Covid-19 pada 5 provinsi di Indonesia, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim) dan Kalimantan Selatan (Kalsel), kelompok yang percaya tidak akan tertular Covid-19 cukup tinggi. Yang tidak khawatir dengan Covid-19 di Provinsi DKI mencapai 4,4%, Jabar 5%, Jateng 4,8%, Jatim 4,5% dan Kalsel 3%. Sedangkan yang merasa tidak berisiko terpapar wabah ini di DKI 30%, Jabar 16,7%, Jateng 18,3%, Jatim 4,5% dan Kalsel 14,9%.
Menurut Doni Manardo, persepsi ini sangat menentukan kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan. Kurangnya kesadaran masyarakat akan penerapan protokol kesehatan membuat semakin sulitnya mengendalikan penyebaran Covid-19.
“Saya rasa di Sumut tidak berbeda jauh dari 5 daerah tersebut. Padahal saat ini satu-satunya obat adalah protokol kesehatan. Kelompok dengan persepsi seperti ini sudah tentu abai dengan protokol kesehatan, padahal mereka sangat rentan terpapar dan menyebarkan Covid-19,” kata Doni.
Doni menyarankan agar GTPP Covid-19 Sumut memberikan penekanan lebih mengendalikan penyebaran Covid-19 di Sumut. Ini karena lebih dari 50% kasus konfirmasi berada di Medan.
“Medan itu kasusnya hampir 6.000, lebih setengah dari total kasus. Bila ini bisa ditekan maka penurunannya akan sangat signifikan. Ini tidak mudah, butuh kerja sama semua pihak dan kesadaran kolektif masyarakat, tetapi saya yakin Sumut mampu untuk itu,” ujar Doni yang juga merupakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI.
Saat ini GTPP Covid-19 Sumut sedang berupaya untuk meningkatkan jumlah spesimen yang diuji. Berdasarkan anjuran WHO, kawasan dengan jumlah penduduk 14 juta seperti Sumut membutuhkan kemampuan uji spesimen 2.000/hari sedangkan Sumut saat ini masih di angka rata-rata 1.100 per hari.
“Saat ini kita punya 11 lab yang mampu menguji rata-rata per hari 1.100 sampel, tetapi hitung-hitungan WHO kita butuh uji sampel 2.000 perhari. Kita akan coba penuhi itu dengan dukungan dari pemerintah pusat,” kata Edy Rahmayadi.
Sementara itu, Doni Manardo yang datang bersama Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dan beberapa anggotanya juga memberikan bantuan kepada Sumut. Antara lain 2 unit ventilator, 200.000 lembar masker kain, 30.000 masker non-medis, 20.000 masker KN95, 2.000 face shield, 50 hazmat dan 10 jerigen hand sanitizer (@5 liter).
Turut hadir pada rapat tersebut Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin, Kasdam I/BB Brigjen TNI Didied Pramudito, unsur Forkopimda lainnya dan OPD Pemprov Sumut.(ong/release)