Pemalang | Jenews.id
Massa melakukan konvoi dan membakar baliho di pintu gerbang Kantor ATR/BPN, memprotes aksi si pegawai yang mencabuli para korban. geruduk Kantor Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Pemalang di Jalan Pemuda, Pemalang, Jawa Tengah, Senin (6/6/2023).
Massa menuntut agar oknum pegawai BPN Pemalang yang telah dilaporkan kasus dugaan pencabulan 7 anak di bawah umur, tengah ditangani di Polres Pemalang, segera dinonaktifkan.
“Perbuatan oknum BPN yang mencabuli anak di bawah umur bukanlah tindakan terpuji, dan oleh karena itu kami datang untuk menyeratnya keluar, untuk diarak,” tegas Hamu. Massa menduga, hingga kini kepolisian belum bekerja maksimal meskipun para orangtua korban sudah melaporkannya sejak lama. headtopics.com
Sehingga dengan aksi ini, Polres Pemalang diharapkan lebih serius lagi untuk mengusut secara tuntas oknum BPN agar tidak ada korban lainya.
Saat ditemui wartawan, Kepala BPN Pemalang, Gusmanto mengatakan pihaknya menyerahkan kasus tersebut sepenuhnya ke polisi. Hingga kini pihaknya belum mengambil tindakan terhadap pejabatnya yang dilaporkan mencabuli sejumlah anak.
“Saya sampaikan, saya menghormati proses hukum. Terkait dengan kami disini dengan staf kami yang diduga tadi, memang Kami belum sampai melakukan tindakan apapun, karena menunggu putusan hukum yang berkekuatan tetap, itu kira-kira,” katanya.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya hanya bisa menunggu proses hukum hingga berkekuatan hukum tetap.
“Dan kalaupun nanti ada putusan inkrah, tentunya akan kami laksanakan sesuai dengan undang-undang kepegawaian yang berlaku. Jadi kami menunggu proses hukum tadi,” kata Gusmanto.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa dugaan kekerasan seksual anak di bawah umur ini, dialami oleh tujuh anak yang merupakan teman dari anak terduga pelaku. Namun, yang mengadukan ke Polres Pemalang, tiga anak dengan diantar oleh orang tuanya pada 22 November 2022 lalu.
Sampai saat ini, kasus ini masih dalam penanganan Polres Pemalang. Minimnya saksi, menjadi alasan polisi berlama-lama dalam penanganan kasus ini.
Peristiwa dugaan pencabulan ini terungkap setelah para korban menceritakan apa yang dialaminya ke guru BK, di mana saat ini para korban bersekolah. Dari guru BK inilah, para orang tua mengetahui peristiwa yang dialami oleh anak-anak mereka.
Lokasi kejadiannya di rumah terduga pelaku saat para korban bermain di rumah temannya yang juga anak terduga pelaku. Kejadian tidak bersamaan satu korban dengan korban lainnya.(rls/ong)