YOGYAKARTA | Jenews.id – Penelitian dilakukan tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) terkait potensi perpaduan ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo menjadi obat herbal terhadap penderita penyakit kanker serviks. Keduanya ditentukan sebab potensi senyawa yang dikandung masing-masing.
Menurut Ketua Tim Mahasiswa UGM, Aditya Latiful Azis, hingga kini penanganan penyakit kanker hanya bisa diperbuat dengan kemoterapi, radioterapi, dan operasi. Dia berharap, riset kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo mampu memperluas alternatif pengobatan pada kanker serviks, jenis kanker penyebab kematian tertinggi terhadap wanita di Indonesia.
“Pengobatan memakai bahan yang ramah lingkungan dan minim efek samping,” ucap Aditya di Yogyakarta, pada Kamis (12/9).
Dijelaskan, penentuan biji salak pondoh sebab adanya mengandung senyawa polifenol, alkaloid, dan terpenoid, yang berpeluang mempunyai aktivitas antioksidan. Sementara di kulit jeruk pamelo didapati senyawa flavonoid dan likopen yang berpotensi memiliki sifat sitotoksik pada sel kanker.
“Penggunaan obat herbal menjadi alternatif terapi dipercaya memiliki efek samping yang relatif lebih kecil dibandingkan obat modern,” kata Aditya.
Mahasiswa program studi biologi ini menuturkan, pada bagian biji salak dan kulit jeruk pamelo terkandung metabolit sekunder yang berpeluang dalam pengobatan anti kanker serviks.
Disebutnya, produksi dan konsumsi salak dan jeruk pamelo menunjukkan tren meningkat setiap tahunnya di Tanah Air.
Sebagai usaha membuktikan efikasi kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo, Aditya bersama tim wajib melakukan sejumlah tahapan uji. Diawali dari skrining profil fitokimia, uji in silico, uji aktivitas antiinflamasi, uji sitotoksisitas dan uji antiproliferasi dengan MTT assay, uji penghambatan migrasi sel HeLa, serta uji apoptosis.
Sesuai hasil penelitian selama 4 bulan, terbukti kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo mempunyai aktivitas anti inflamasi, menghambat migrasi sel HeLa, dan dapat memantik apoptosis pada sel kanker serviks.
Sel HeLa merupakan sel kanker leher rahim dampak infeksi Human Papillomavirus (HPV 18), sehingga mempunyai sifat yang lain dengan sel leher rahim normal. Sementara apoptosis adalah sebuah mekanisme yang memungkinkan sel-sel menghancurkan dirinya sendiri atau kematian sel yang terencana.
“Perpaduan ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo bisa sebagai solusi terapi pada kanker serviks dengan memberdayakan potensi alam,” sebut Aditya. (mis)