Jakarta | jenews.id
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyebut bahwa varian omicron dapat memicu lonjakan kasus.
Varian omicron merupakan mutasi dari Covid-19 yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai variant of concern. Berkaca pada varian delta sebelumnya, perlu persiapan dan pencegahan agar tak terjadi penularan.
“Maka varian ini dapat kembali meningkatkan kasus Covid-19,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers, Selasa (30/11).
Sebagai informasi, saat ini varian omicron telah ditemukan di sejumlah negara. Varian yang disebut muncul pertama kali di Afrika Selatan itu telah masuk Italia, Jerman, Inggris, Australia, Kanada dan Israel.
Seluruh negara tersebut saat ini mengalami lonjakan kasus Covid-19 kecuali Israel. Menanggapi hal itu, Indonesia melakukan penutupan kedatangan pelaku perjalanan internasional yang memiliki riwayat perjalanan dari 11 negara yang ditengarai sebagai pusat penularan varian omicron.
Dari 11 negara tersebut, beberapa negara berasal dari kawasan Afrika bagian selatan yakni, Afrika Selatan, Bostwana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambique, Eswatini, Malawi, Angola, Zambia. Selain itu ada juga Hongkong yang telah ditemukan varian omicron.
“Pemerintah menyusun persyaratan pelaku perjalanan khususnya perjalanan internasional yang semata-mata bertujuan untuk melindungi masyarakat dari ancaman terpapar atau membawa kasus varian baru,” ungkap Wiku.
Indonesia juga meningkatkan skrining untuk mendeteksi keberadaan virus tersebut. Pemerintah juga memperpanjang masa karantina baik yang berasal dari 11 negara tersebut mau pun di luar.
“Memasifkan testing dan tracing utamanya pada pelaku perjalanan luar negeri,” terang Wiku.Pemerintah juga melakukan pembatasan mobilitas masyarakat. Salah satunya adalah dengan menerapkan kebijakan ganjil genap di sejumlah wilayah termasuk tempat wisata.(ong/rls)