Simalungun | jenews.id, Masih segar dalam ingatan kita peristiwa Banjir Bandang Parapat Kamis (13/05/2021) beberapa minggu yang lalu di Huta Sualan, Nagori Sibaganding dan Lingkungan Anggarajim, Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun. Ini disebut – sebut akibat kerusakan hutan oleh para pembalak liar dikawasan hutan Danau Toba. Seperti paparan tiga NGO ( Non Goverment Organization ) beberapa waktu lalu yang telah diterbitkan dibeberapa media cetak dan online terbitan Sumatera Utara.
Waktu itu ketiga NGO tersebut masing – masing WALHI Sumut, KSPPM dan AMAN Tano Batak, sesuai hasil investigasinya menuding kerusakan hutan dan Konsesi Lahan PT TPL di Daerah Tangkapan Air (DTA) di Kawasan Danau Toba menjadi sumber malapetaka tersebut.
Selain itu, pihak Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH II) Pematangsiantar juga disebut – sebut seperti tidak menjalankan fungsinya dengan baik atas adanya perambahan diwilayah kerjanya itu.
Seperti menjawab tudingan itu, pihak KPH II Pematangsiantar yang dipimpin oleh Kepala Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat Tigor Siahaan, pada Kamis 03/06/2021 melakukan peninjauan ketempat pembalakan/perambahan didaerah Sitahoan, dilokasi sesuai informasi dari salah seorang masyarakat yang bermukim disekitar daerah Sitahoan.
Bersama sejumlah wartawan, diareal yang berdekatan dengan lahan milik Almarhum Bongsu Silalahi, dalam peninjauannya itu pihak KPH dan masyarakat pemberi informasi menemukan lokasi bekas perambahan hutan beserta puluhan kayu gelondongan yang belum sempat diangkut oleh para pembalak.
Menurut informan yang namanya tidak ingin dipublikasikan itu, masih banyak lokasi pembalakan lainnya yang bisa ditunjukkannya dan masih berdekatan dengan lokasi enclave. Namun, mengingat hari sudah sore dan cuaca saat itu sudah tampak mendung dengan turunnya gerimis, peninjauan itu pun diakhiri.
Namun jawaban Tigor saat ditanya wartawan dalam keterkaitan pembalakan hutan sebagai penyebab musibah banjir bandang Parapat, Tigor Siahaan mengatakan lokasi pembalakan tersebut tidak ada hubungannya dengan banjir bandang beberapa waktu lalu. Menurut Tigor Siahaan bahwa lokasi dimaksud cukup berjauhan. Sesuai topografinya, lokasi pembalakan cukup rendah dari perbukitan di Sualan.
Untuk pemantauan kawasan hutan dari para pembalak Tigor mengakui kekurangan personil. Dirinya mengatakan bahwa KPH II Pematangsiantar saat ini hanya memiliki 17 personil polisi hutan ( polhut).
Untuk itu pihaknya sangat mengharapkan peran serta masyarakat dalam memberikan informasi apabila ada mengetahui aksi pembalakan.
” Jika ada masyarakat melihat pembalakan hutan dikawasan hutan danau Toba khususnya Sitahoan langsung tangkap saja menunggu pihak KPH II Pematangsiantar tiba dilokasi .” Pinta Tigor. (DNA7)