MEDAN | Jenews.id – Maraknya geng motor telah menjadi perhatian masyarakat khususnya bagi para guru di satuan pendidikan untuk membimbing dan mengarahkan anak didiknya agar tidak terlibat.
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Medan saat ini telah membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).
Guru Bimbingan dan Konseling (BK), Meutia Fajar Sari Nasution, mengatakan hal itu merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek).
“Kita sudah ada (timnya). Dibentuknya tahun lalu tahun 2023 sekitar bulan Oktober. Di dalam timnya kita terdiri dari beberapa guru, ada sekitar mungkin 20 ya, ada tim BK, tim kesiswaan, wakil kepala, ada juga murid yang kita libatkan,” katanya di SMAN 2 Medan, Selasa (13/8).
Hal pertama yang dilakukan, lanjutnya, adalah memberikan edukasi tentang apa saja yang dimaksud dengan kekerasan. Sosialisasi ini kerap dilakukan bahkan saat rapat guru, maupun saat siswa sedang dikumpulkan di lapangan sekolah.
“Jadi kalau di BK kita sudah sosialisasi seperti sex education, tentang pendidikan seks dalam arti supaya remaja tahu apa itu kekerasan seksual atau dampaknya,” terangnya.
Alasan anak didik dengan menjadikan bullying adalah sebuah candaan hingga sebutan ‘baper’ (bawa perasaan), juga menjadi salah satu perhatian guru untuk disosialisasikan.
“Kita harus memberitahu kepada anak-anak bahwa bully itu beda dengan bercanda. Ada tingkat bullying, ada yg bullying verbal, ada yang fisik, ada yang cyberbullying. Kita jelaskan, supaya mereka berhati-hati saat berucap. Bijak bermedsos (media sosial),” jelasnya.
Lebih lanjut disampaikannya, jika hal tersebut terjadi kepada siswa, tim pelaksana bimbingan dan konseling (TPBK) SMAN 2 Medan akan menjalin komunikasi dengan orang tua siswa. Saat ini sanksi terberat yang diberlakukan sekolah ialah dikembalikan kepada orang tua atau dipindahkan ke satuan pendidikan yang lain.
“Tidak seketika itu kita menjudge bahwa anak itu nakal. Kita telaah dan kita selidiki secara komplit baru kita menanganinya secara intensif. Kalau perlu pendampingan kita akan lakukan pendampingan gitu,” ucapnya.
Dalam perencanaan, guru yang juga menjadi anggota tim PPKSP ini mengatakan program selanjutnya akan dilaksanakan pada bulan 11 mendatang sekaligus memberikan sosialisasi kepada kelas X (murid baru).
Ia berharap agar SMAN 2 Medan menjadi sekolah yang bebas dari kekerasan.
“Menciptakan sekolah yang nyaman aman gitu ya untuk sarana pendidikan, sebagaimana menciptakan generasi-generasi bangsa nanti yang berakhlak mulia,” tutupnya. (mis)