MEDAN | Jenews.id – Kepala Dinas Ketahanan Pangan Perindustrian Perikanan dan Pertanian (DKP3 Medan) Gelora Ginting, melakukan pengecekan buah anggur shin muscat ke beberapa pasar buah di Kota Medan.
Hal itu dikarenakan adanya dugaan isu buah anggur memiliki residu kimia berbahaya yang tak layak untuk dikonsumsi.
Pantauan di lokasi, Gelora melakukan pemeriksaan dan pemantauan di Palangkaraya Fruit, jalan Palangkaraya Kecamatan Medan Kota. Gelora juga langsung membawa mobil laboratorium milik DKP3 Medan untuk memeriksa anggur tersebut.
Pada saat masuk, Gelora melihat dan mengambil tiga kotak buah anggur untuk dijadikan sampel untuk diperiksa di mobil laboratorium tersebut.
“Hari ini kita gelar sidak pemantauan ke 13 titik lokasi pasar buah secara lacak. Untuk tahap pertama kita sidak di Pasar Buah Palangkaraya. Kita lihat masih ada yang jual buah anggur Shin Muscat,” terangnya.
Dikatakannya, karena masih banyaknya peminat, maka pihaknya mengambil lima kotak anggur untuk dijadikan sampel.
“Ini kita beli anggurnya dan kita periksa di laboratorium kita. Kita uji kelayakannya apakah ada mengandung bahan kimia yang berbahaya atau bagaimana,” jelasnya.
Setelah di bawa ke mobil laboratorium, sekitar 30 menit Anggur tersebut pun diperiksa oleh tim lab DKP3 Medan.
“Dari hasil pemeriksaan, anggur di Pasar Palangkaraya ini negatif dari bahan kimia ya,” jelasnya.
Artinya, kata Gelora masih bisa dikonsumsi, dan warga tidak perlu panik dan khawatir.
“Kita sudah dua hari menggelar pemeriksaan sidak ke pasar-pasar. Hari pertama kemarin itu kita sidak bersama Pemprov. Ada enam titik yang kita periksa buah anggurnya, dan itu hasilnya negatif. Begitupun dengan hari ini juga negatif,” katanya.
Gelora meminta agar masyarakat yang hendak membeli buah anggur untuk lebih jeli dan berhati-hati.
“Sejauh ini masih belum ada penemuan anggur yang memiliki bahan kimia di dalamnya. Tapi kita minta warga untuk berhati-hati,” jelasnya.
Dikatakannya, ia belum bisa memastikan bagaimana ciri-ciri anggur yang memiliki bahan kimia.
“Ciri-cirinya tidak bisa kita pastikan secara kasat mata. Karena harus dilihat menggunakan uji coba laboratorium,” jelasnya.
Hanya saja, apabila masyarakat tetap ingin membeli anggur hijau itu, mereka bisa mencegahnya dengan mencuci anggur sebelum dikonsumsi.
“Sejauh ini belum ada penemuan di Medan. Maka dari itu, kalau mau dikonsumsi, anggurnya di cuci bersih. Kemudian sebelum membeli pastikan anggur itu merek dan datangnya dari mana,” ucapnya.
Sementara itu, kedatangan Gelora, membuat para pembeli sedikit panik. Sebab, Gelora langsung menuju ke area buah anggur. Kepanikan tersebut disampaikan oleh seorang Pembeli Pasar Palangkaraya En Silaen. Menurutnya, ia sudah mendengar isu tentang buah anggur Shin Muscat cukup berbahaya untuk dikonsumsi. Karena mendengar itu, En lebih memilih untuk mencari buah anggur jenis lainnya.
“Saya dulu rutin beli buah anggur Shin Muscat. Buah anggur warna hijau ini. Tetapi saya lebih milih tidak beli lagi sejak ada isu tersebut,” katanya saat ditemui awak media, Sabtu (02/11).
Dikatakannya, anggur Shin Muscat ini berbeda dengan anggur berwarna ungu.
“Anggur Shin Muscat ini kalau di makan rasanya manis, berair dan tidak ada bijinya. kalau anggur ungu ini kan ada bijinya dia. Tapi kalau rasa lebih enak yang Shin Muscat,” jelasnya.
Setelah mendengar isu tidak layak dikonsumsi, En lebih memilih untuk tidak membelinya hingga saat ini.
“Sejak dengar isu itu, kami lebih memilih tidak mengkonsumsinya untuk saat ini,” jelasnya.
Adanya isu ini, membuat pemilik grosir Palangkaraya Fruit Asui mengaku mengalami penurunan jualan anggur Shin Muscat secara drastis.
Dikatakan Asui, sejak ada isu tersebut, pembeli anggur Shin Muscat hanya 20 persen. Padahal biasanya penjualan bisa habis 10 Ton per bulan.
“Benar alami penurunan penjualan untuk anggur Shin Muscat sejak adanya isu bahan kimia pada anggur tersebut,” katanya.
Asui mengaku, sempat ada keluhan dari warga tentang anggur Shin Muscat ini.
“Sempat ada yang mengeluh tidak mau beli lagi. Akhirnya karena ada isu ini, kami pun tidak menjualnya sementara waktu,” katanya. (tri)














