Simalungun | jenews.id
Daerah permandian wisata di Nagori Huta Lama, Kecamatan Sidamanik, Simalungun atau yang sering dikenal dengan Bah Damanik dijadikan destinasi utama untuk menghabiskan masa liburan bersama keluarga, Kamis (20/08). Hal ini disebabkan daerah wisata yang merakyat dan ekonomis.
Permandian Bah Damanik tidak hanya menawarkan air yang jernih dengan pasir yang putih dan juga segar. Konon menurut informasi warga sekitar tempat ini adalah sebuah tempat mandi Raja Damanik yang saat ini tempat wisata yang viral di media social (medsos).
Salah seorang pengunjung saat ditemui di lokasi menyampaikan bahwa permandian ini dikenal melalui medsos, dan mengajak keluarga untuk menghabiskan masa liburan. Bahkan mereka kesulitan untuk mendapatkan tempat dikarenakan ramainya pengunjung. “rame kali bang, jadi gak ada tempat untuk meletakkan barang-barang dan terpaksa harus relalah naik turun ke atas karena tidak ada lapak untuk duduk,”katanya
Dia juga sangat menyayangkan banyaknya kutipan mulai dari awal pintu masuk sampai ke lokasi. “Dari pintu masuk diharuskan membeli masker, terus uang parkir dikutip Rp 5000, uang masuk ke lokasi juga Rp 5000, sudah banyak kali untungnya,” katanya sambil mengambil menunjukkan tiket karcis parkir
Hal senada juga disampaikan, oleh pengunjung lainnya yang datang dari Kota Medan, Iwan (32) mengatakan bahwa banyaknya kutipan yang dimanfaatkan oleh pemuda setempat. “Ada tiga kali kami harus membayar kalau mau masuk ke dalam. Dan tidak sesuai apa yang kami baca di medsos,”katanya dengan kesal
Ketika ditanyai salah seorang pemuda petugas yang sedang berjaga ditempat mengatakan bahwa tidak ada karcis masuk kepada para pengunjung dan hanya diminta uang sebesar lima ribu rupiah. Ia juga menjelaskan untuk anak di bawah umur dikenakan biaya sebesar dua ribu rupiah dan untuk orang dewasa lima ribu rupiah.”Kami hanya mengutip lima ribu saja perkepala dan kami berikan setoran kepada pihak pengelola,”kata pria separuh baya yang menggunakan kaus biru
Saat dikonfirmasi Camat Sidamanik, Juliana Senan mengatakan bahwa tidak adanya campur tangan pemerinta setempat untuk mengelola daerah wisata tersebut. “oh, bukan kami yang mengelola, yang mengelola itu perorangan bermarga Damanik, tanyakan saja langsung samanya,”katanya melalui sambungan telepon
Informasi yang dihimpun melalui telepon selular pengelola permandian Bah Damanik mengatakan bahwa hampir lima tahun daerah wisata tersebut dikelolanya dan mempekerjakan para pemuda setempat khususnya di Nagori Huta Lama. Ketika ditanyai tiket masuk permandian dan kutipan liar, ia menjelaskan hanya dikutip sebesar Rp 5000. Pihaknya masih mencari tahu orang-orang yang meminta uang masuk di luar dari biaya retribusi yang sudah ditetapkannya.
“Hanya biaya tiket masuk saja, untuk biaya parkir beda lagi karena kami itu bukan lahan kami, dan itu lahannya disewa. Dan biaya lainnya sudah gratis seperti biaya kamar mandi di dalamnya. Kalau untuk kutipan liar yang dilakukan pemuda setempat akan saya cari tahu bang,” jelas Damanik melalui sambungan telepon. (REMOND)