Batu Bara I jenews.id, Kepala Kantor Kemenag Batu Bara Sakoanda Siregar, S.Ag gelar rapat koordinasi, perkenalan diri, penguatan dan evaluasi kinerja di kementerian agama Kabupaten Bara Bara, hal tersebut disampaikan saat rapat di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Batu Bara di Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Selasa, (21/6/2022).
Sakoanda Siregar menyampaikan perkenalan bahwa ia menjadi PNS dari Penyuluh Agama Islam (PAI) tahun 2000 merupakan pegawai pertama dari Penyuluh Agama Islam di Kementerian Agama Simalungun, Ungkapnya.
Kemudian setelah menjadi PNS ia diangkat menjadi staf administrasi dan tahun 2010 menjabat Kasubbag Tata Usaha kurang lebih 8 tahun, dan setelah itu lebih kurang 4 tahun diangkat menjadi Kakan Kemenag Simalungun, Ungkap Sakoanda.
Ia pun menjelaskan merupakan alumni fakultas dakwah IAIN Sumatera Utara Medan tahun 1997, Ungkapnya.
Sakoanda juga memahami bahwa honor Penyuluh Agama Islam saat ini masih terbilang rendah, dibawah Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten, setidaknya ada kebijakan agar sama seperti jumlah honor Pramu Bhakti yang mencapai Rp1.8 juta, Ungkapnya kembali.
Sakoanda juga berharap kepada Ustad Ustadzah agar tidak ada yang mengundurkan diri dengan honor kecil ini, dan saat ini sudah keluar edaran Kementerian RB tidak ada pengangkatan honorer lagi hingga desember 2023, namun akan ada peralihan dari Non PNS ke P3K, Kembali Ungkapnya.
Namun kelemahan peralihan sistem menjadi P3K atau menjadi ASN akan mengalami proses cukup alot dari administrasi, walaupun penggajian nantinya akan disamakan dengan gaji PNS, sedangkan P3K dengan perjanjian kerja nantinya tidak sampai usia pensiun (tidak ada pensiun) seperti PNS.
Sementara menunggu edaran Menpan RB, saya berharap bapak ibu setia dalam gerbong Kementrian Agama, berangkat sama dan berhentinya pun sama, Ungkapnya.
Kemudian Sakoanda pun berharap tidak ada pergantian tengah jalan penyuluh, sebab pengangkatan harus paralel lanjut, sampai dengan SK 5 tahun Menpan RB, saya berharap sampai 2024 setia pada NKRI dalam penguatan moderasi beragama yang masuk dalam RPJM Nasional, Ucapnya.
Selain itu Sakoanda berharap ada uniform penyuluh yang tidak ada membedakan PNS dan Non PNS, ada semacam ciri minimal dipakai pada saat acara amal bhakti, lanjutnya.
“Disini ada kegiatan Badan Hisab dan Rukyah di Kementerian Agama Batu Bara dan anggaran dapat dibuatkan uniform yang membedakan penyuluh dengan institusi lainnya, sehingga dapat dibedakan, Ucapnya kembali
Disamping itu, Kalapas Labuhan Ruku Batu Bara diwakili Jimri Nababan Kasi Binadik didampingi Staf menyampaikan akan terus berkoordinasi, saling berjalan dan sinergis memperhatikan warga binaan, besar pahala jika ada penyuluh meluruskan jalan mereka, dan orang salah jalur bisa diluruskan kembali, Ungkap Jimri
“Saya harap Penyuluh dari Kemenag Batu Bara, dapat terus datang ke lapas labuhan ruku memberikan tausiyah kepada warga binaan labuhan ruku”,
Selain itu nanti kami akan membuat kartu pemerhati lapas, sehingga yang masuk ke lapas tidak perlu di SOP dan saya akan berkoordinasi dengan kepala lapas, dan masuk kedalam lapas tidak dipersulit seperti biasanya, Ungkapnya lagi.
Sementara Huzaifah, S.Pd menyampaikan bahwa ia digeledah saat masuk ke lapas saat memberikan penyuluhan, dan ia berharap kedepan tidak terjadi lagi, Ungkapnya.
Selanjutnya ia menjelaskan, ia berharap lapas itu tidak ada aliran yang tidak sesuai, sebab disana ada pemahaman yang melarang yasin, tahlil, takhtim dan ia menduga sudah ada pembinaan didalam lapas selain Kemenag, Ungkapnya lagi.
“Sehingga kami datang kedalam lapas secara ragu-ragu, sedangkan kita disana tidak pernah menyinggung khilafiah” Tutup Huzaifah.
Turut hadir dalam rapat tersebut Kalapas Labuhan Ruku diwakili oleh Jimri Nababan, staf PNS dan Non PNS Kemenag Batu Bara, dan Penyuluh Agama Islam Se-Kabupaten Batu Bara. (HZ)