Toba | Jenews.id, Anda mungkin lebih familiar dengan berbagai cafe yang menyediakan menu makanan dan minuman dengan keunikan rasa masing – masing. Namun bagaimana dengan Binanga Kafe, sudah pernah dengar..?. Berbeda dengan cafe pada umumnya.
Binanga Kafe berada di pinggir Jalan Lintas Sumatera Utara, Parapat – Porsea tepatnya di Desa Sionggang Utara Kecamatan Lumbanjulu Kabupaten Toba, Sumut.
Sesuai dengan namanya, Binanga Kafe merupakan Kafe dan Resto yang harapannya menjadi tempat singgah bagi orang – orang yang mengambil waktu jenda untuk beristirahat sejenak setelah lelah melakukan perjalanan jauh mudik Natal dan Tahun Baru ke Kabupaten Toba, Sumatera Utara, pastinya tubuh butuh untuk beristirahat.
Salah satu cara beristirahat yamg mengasikkan adalah dengan menikmati sajian makanan dengan ciri khas sambal andaliman dan menikmati kopi di dalam air sungai yang jernih dan mengalir, dingin, sejuk suasana pemandangan alam persawahan.
Binanga Kafe sebuah tempat yang dapat kamu kunjungi untuk makan merasahkan ciri khas sambal andaliman dan minum kopi dengan kaki terandam air sungai yang mengalir sambil menikmati pemandangan alam persawahan dan hijaunya dedauanan pohon pinus saat waktu jeda (istirahat) sebelum melanjutkan perjalanan
Binanga Kafe yang di kelola Merandus Sitanggang (54) dan istrinya Yohana Br Sitepu (49) ini memiliki lahan yang cukup luas lebih 1 Ha, tentunya cukup nyaman untuk menikmati makanan khas sambal andaliman dan minim kopi sambil bersantai ria bersama keluarga. Sebagaian besar tempat duduk di sediakan di dalam air yang mengalir, sehingga pengunjung yang ingin duduk dimeja dan kursi yang disediakan harus menanggalakan sepatu atau sandal agar dapat menyamankan diri dengan kaki terndam di dalam air, sehingga cocok bagi kalian yang mencari smoking area atau ingin menikmati angin alami.
Ayah dari satu anak ini mengatakan Binanga Kafe di bukanya berawal tahun 2000, pada saat itu terjadi Covid -19, dimana tempat wisata Taman Eden yang dikelolanya tutup. Melihat hal ini, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari, ia pun mengambil ancang – ancang dengan membuka kafe. Dan kafe yang dibukanya dikaitkannya juga dengan wisata. Namun, setelah dibuka seminggu, Binanga Cafe yang dibukanya juga sempat tutup total
” Sebelum covid tahun 2015 -2016, lokasi kafe sudah sering diminta untuk dikelola menjadi lokasi wisata kepada pemilik lahan anak Bapa tua saya. Namun permintaan tersebut tak respon, setelah covid, baru lah permintaan saya direspon dan anak Bapa tua saya mau memberikan lahan tersebut untuk saya kelola dengan sistem kerjasama,” ungkap pria penerima piala Kalpataru dari Presiden SBY tahun 2005 ini.
Kenapa dibuat nama Binaga Kafe, jelas Sirait, dulunya lokasi ini sewaktu kami masih anak – anak hingga kami sampai remaja, sungai ini sudah menjadi tempat mandi cuci piring dan cuci kain (MCK). Luas lokasi 1 ha lebih, di belah sungai (Binanga ditengah – tengah) kana – kiri.Salah satu menu makanan yang ditonjolkan adalah makanan citarasa sambal andeliman,” ucapnya
“Cafe citarasa sambal Andeliman
Adalah makanan khas Toba Nasional, seperti Naniura, Natinombur, Napinadar, Serapege. (Untuk memesan makanan ini saat ini masih harus diorder. Namun kedepannya, dalam waktu dekat sudah bisa diminta langsung). Harga terjangkau kafe,” jelasnya
Selain menjual menu yang diatas, Binanga Kafe juga menjual aneka prodak UKM, kawasan Danau Toba, berupa makanan dan minuman berkemasan..campur ada rasa andeliman dan tidak. Ciri khas makan dan minum di dalam sungai (Binanga). Buka jam 10. 00 – 14.00 Wib. Lahan parkir ada. Jonglo tenda. Dan saat ini lokasi Binanga Kafe masih dalam tahap renofasi, namun pengunjung tetap diperbolehkan untuk singgah dan mrnyamankan dirinya di kafe ini,” paparnya. (TAMAN)