Simalungun | Jenews.id, Pasangan calon (Paslon) Bupati Simalungun nomor urut 01 Radiapo Hasiholan Sinaga, SH. MH gelagapan dan tidak mengakui perkataannya menyebutkan “drakula” yang diduga pernyataan itu disangkakan kepada pasangan calon nomor urut 02 serta kepada sejumlah tokoh di Kabupaten Simalungun. Debat yang diselengarakan oleh Komisi Pemilih Umum (KPU) Simalungun dilaksanakan, Selasa (19/11/2024) di Hotel Niagara Parapat.
Pernyataan itu disangkalnya saat pasangan calon Bupati Simalungun nomor Urut 02 Dr. H. Anton Achmad Saragih mempertanyakan bagaimana perasaan Radiapo saat menyebut kami dan beberapa tokoh di Simalungun sebagai drakula, dalam jawaban saat debat itu Radiapo malah mengatakan “kita sebagai manusia tidak menerima perkataan hal seperti itu,” dan Radiapo terlilahat gelagapan bahkan jawabannya tidak mengarah sesuai dengan apa yang dipertanyakan dan Radiapo malah bertanya kembali dari mana sumber itu didapatkan. Padahal Pasangan Calon 02 Dr. H. Anton Achmad Saragih sudah menjelaskan pernyataan melalui vidio telah beredar sekitar dua minggu lalu. Mendengar jawaban itu, pendengar yang menyaksikan debat itu sempat terdengar bohong lagi, bohong lagi.
Sementara Sepri Ijon Maulana Saragih, S.H., M.H., ketika diminta komentarnya terkait pernyataan Radiapo Sinaga menyebutkan Pemimpin yang suka berkelit dan berbohong bukan cerminan pemimpin yang patut diteladani. Ucapan “drakula” yang disebutkan Radiapo Hasiholan Sinaha (RHS) juga ketika melakukan pertemuan dengan masyarakat merupakan tindakan provokatif dan berpotensi merusak kerukunan antar masyarakat yang ada di Kabupaten Simalungun.
Ia juga mempertegas bahwa dalam aturan hukum juga sudah sangat jelas disebutkan perihal larangan kampanye, diantaranya ; menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan/atau Peserta Pemilu yang lain dan menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat merupakan tindakan yang tidak dibenarkan.
Saya berharap Radiapo harus lebih bijak dalam bertutur kata di depan umum dan lebih dewasa dalam berpolitik. Karena ini bukan saja soal kalah menang dalam Pilkada Simalungun tapi lebih menjunjung tegaknya demokrasi yang sehat dan memberikan pembelajaran politik kepada masyarakat Simalungun.
Hal senada juga disampaikan Ramadhan, ia menyampaikan bahwa sebutan “drakula” itu tidak pantas diucapkan oleh seorang Bupati, saya selaku warga Simalungun kecewa dengan pernyataan Pemimpin seperti itu, dan tidak akan memilih Pemimpim yang seperti ini. Walaupun saya pernah memilihnya, kali ini saya dan keluarga saya tidak akan memilih dia lagi. Ungkap Ramadhan saat ditemui di salahsatu warung kopi di jalan Asahan. (Red)