No Result
View All Result
GUNUNGSITOLI l Jenews.id – Operasi Pasar khusus Liquefied Petroleum Gas (LPG) Subsidi 3 Kilogram yang di gelar oleh Pemerintah Kota Gunungsitoli pada 3 September 2025 lalu disebut sebagai bentuk pencitraan Wali Kota Sowa’a Laoli dihadapan masyarakat.
Bukan tanpa sebab, penilaian itu disematkan kepada Wali Kota lantaran operasi pasar yang di gelar tidak menjadi jawaban atas kelangkaan LPG subsidi 3 kilogram. Dimana hampir 2 bulan lamanya, masyarakat tetap menjerit di tengah kelangkaan yang terjadi.
Ironisnya, jikapun ada masyarakat harus rela mengeluarkan isi kantong mulai dari Rp.25.000 sampai dengan Rp.30.000 demi mendapatkan isi ulang LPG subsidi 3 kilogram. Peristiwa inipun bukan sekedar isapan jempol, namun sebagian besar masyarakat sudah mengalaminya.
Dikonfirmasi wartawan, Sekretaris Fungsi Aksi dan Pelayanan Badan Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (BPC GMKI) Kota Gunungsitoli, Yusman Waruwu, menyebut hal serupa. Bahwa Operasi Pasar khusus LPG subsidi 3 kilogram yang di gelar Pemerintah Kota Gunungsitoli hanya pencitraan Wali Kota.
Menurut Yusman, operasi pasar yang di gelar tidak sama sekali merubah keadaan. Dimana kelangkaan LPG subsidi 3 kilogram masih terus terjadi dan keresahan yang dialami masyarakat semakin menjadi-jadi.
“Kami menilai, Wali Kota tidak mau tau dengan kelangkaan LPG 3 kilogram. Kebijakan operasi pasar satu bulan lalu belum menjawab keresahan masyarakat. Kelangkaan terus terjadi, baik sebelum operasi pasar maupun sesudahnya. Kami menduga, kebijakan operasi pasar hanya pencitraan Wali Kota kepada masyarakat”, ucap Yusman.
Tidak lupa, Yusman juga menyinggung kekecewaan massa pendemo terhadap sikap dingin Wali Kota Gunungsitoli Sowa Laoli ketika melakukan aksi unjukrasa di depan kantor Wali Kota Gunungsitoli, Jalan Pancasila, Desa Mudik, Kecamatan Gunungsitoli.
“Kami betul-betul kecewa karena Wali Kota tidak mau menyambut kedatangan masyarakat. Kami sangat merindukan sosok orangtua yang dapat menanggapi keresahan hati masyarakat. Tapi apalah daya, dia (Wali Kota-red) tidak mendengar, seakan-akan dia takut untuk menghadapi kedatangan masyarakat”, kata Yusman.
Diakhir bicaranya, Yusman mengatakan bahwa tidak mungkin seorang Wali Kota Gunungsitoli tidak mendengar kelangkaan dan kenaikan harga jual isi ulang LPG subsidi 3 kilogram yang terjadi hampir dua bulan belakang.
“Wali Kota inikan tinggal di wilayah Kota Gunungsitoli, dapat dikatakan dia juga menggunakan LPG bahkan keluarganya sendiri. Tentu dekat lingkungan rumahnya ada pangkalan atau pengecer menjual LPG, jadi tidak alasan dia tidak tau tentang kenaikan harga dan kelangkaan”, tandasnya. (Ris)
No Result
View All Result