JeNews.id l Simalungun, Proyek pembangunan irigasi yang berlokasi di Nagori Pardomuan Nauli, Kecamatan Pematang Bandar Kabupaten Simalungun, yang dilaksanakan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Muda Tani diduga sarat penyimpangan dan manipulasi.
Temuan awak media pada pekerjaan tersebut didapat sejumlah pekerjaan yang menyalahi, sesuai pekerjaan konstruksi lazimnya. Diantaranya, kondisi lantai saluran irigasi yang ditemukan banyak terjadi kerusakan berupa lantai terkelupas yang sangat massiv, padahal baru selesai dikerjakan hitungan hari saja.
Selain kerusakan, ketebalan lantai saluran juga patut diduga terjadi penyimpangan dan manipulasi. Dimana, saat dilakukan pengukuran, ketebalan diperoleh hanya setebal 5 cm. Padahal, berdasarkan informasi dan hasil wawancara dengan salah seorang ketua P3A yang juga berlokasi di Kecamatan Pematang Bandar menuturkan bahwa ketebalan lantai sesuai dengan yang di syaratkan adalah 15 cm.
Kembali ke persoalan rusaknya lantai saluran tersebut, diduga kerusakan ini terjadi akibat tidak sesuainya campuran mortar dalam pekerjaan itu sesuai dengan yang disyaratkan, sehingga lantai saluran sangan rapuh dan mudah sekali tergerus oleh air.
Selain pada lantai saluran, ditemukan juga sejumlah kerusakan pada dinding pasangan. Sejumlah retakan terdapat pada saluran yang baru selesai dikerjakan.
Memang, dalam investigasi yang telah dilakukan reporter, pada sejumlah titik kegiatan P3A di Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun ini, rata – rata ditemukan persoalan yang sama. Selain di Nagori Pardomuan Nauli, ada juga di Nagori Purba Ganda, Nagori Kandangan, Nagori Wonorejo, Talun Madear dan ada juga di Kelurahan Kerasaan.
Patut diduga, penyimpangan ini terjadi akibat kurangnya pengawasan dari tim bentukan BWSS. Sehingga, pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan dengan semaunya. Diduga para tim pengawasan hanya melakukan pekerjaan disaat pengukuran titik pekerjaan diawal dan pengukuran saat akhir pekerjaan, tanpa memantau jalannya kegiatan. Terkesan ada kongkalikong antara pengawas dan pengurus P3A.
Hal ini pun telah dilaporkan dan dikonfirmasi langsung pada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kegiatan ini beberapa waktu lalu. Dedek Lubis, PPK kegiatan, yang dikonfirmasi ketika itu menjawab akan melakukan pemeriksaan pada kegiatan tersebut. Dedek juga meminta menunjukkan titik mana saja yang bermasalah.
“Lokasi mana saja bang, biar di chek” jawab Lubis waktu itu.
Bukan itu saja jawaban yang di berikan Lubis waktu itu, dirinya pun beralasan belum ada mendapatkan laporan kegiatan dari team yang bekerja dilapangan.
“Besok kita lihat hasilnya gmn, soalnya team belum ada kabar,” kata Lubis beberapa waktu lalu.
Hingga kini belum diketahui perkembangan proyek tersebut, apakah sudah dilakukan perbaikan, dan dilakukan penghitungan pada dugaan penyimpangan yang terjadi. Hal ini sangat diperlukan mengingat banyaknya uang negara yang dipakai pada kegiatan tersebut. Jangan sampai uang miliaran. rupiah terbuang sia – sia. David Napitu.














