MEDAN | Jenews.id – Ternyata pendidikan moral memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan etika anak-anak.
Pendidikan ini menjadi landasan nilai-nilai yang akan membimbing perilaku mereka sepanjang hidup.
Hal ini disampaikan pakar psikolog Jeffry MPsi. Ia menjelaskan, dengan pendidikan moral, anak dapat mengembangkan pemahaman tentang apa yang benar dan salah, serta membentuk karakter yang kuat dan berintegritas.
“Selain itu, pendidikan moral juga membantu anak dalam mempelajari empati, menghargai perbedaan, dan keberagaman, serta mengelola konflik yang mereka alami,” katanya, Selasa (23/7).
Nilai-nilai moral utama yang perlu diajarkan menurutnya adalah kejujuran, keadilan, menghargai orang lain, tanggung jawab, dan empati dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Orang tua dan guru dapat memberikan contoh yang baik, berdiskusi tentang situasi moral, dan memberikan tanggung jawab yang sesuai dengan usia anak. Misalnya, ketika anak menjatuhkan barang, orang tua dapat berdiskusi tentang apa yang seharusnya dilakukan,” jelasnya.
Peran orang tua dan guru, lanjut Jeffry, sangat penting dalam mendukung pendidikan moral.
Menurutnya, orang tua berperan sebagai model atau pengajar nilai-nilai moral dengan memberikan contoh konsisten, dan penjelasan yang jelas tentang perilaku yang diharapkan.
Guru juga memiliki peran penting menyediakan lingkungan belajar yang mendukung nilai-nilai moral serta memfasilitasi diskusi dan refleksi tentang moralitas.
Tentu dalam mengajarkan pendidikan moral bagi anak ini memiliki tantangannya. Jeffry mengatakan, banyak nilai-nilai di masyarakat dan juga tantangan teknologi.
“Teknologi dan media sosial (medsos) itu nggak bisa kita kontrol juga seperti ada tiktok, Instagram gitu YouTube. Anak-anak sering kali bingung dengan nilai-nilai yang berbeda dari berbagai daerah dan tempat,” sebutnya.
Untuk mengatasi hal ini, lanjutnya, penting bagi orang tua dan guru berkomunikasi terbuka dengan anak, mengintegrasikan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari, serta melibatkan dalam proses belajar.
“Jadi untuk mengatasinya, penting untuk berkomunikasi terbuka dengan anak artinya diajak dan sering komunikasi,” lanjutnya.
Jeffry menjelaskan, bahwa dampak kurangnya pendidikan moral dapat membuat anak kesulitan dalam mengambil keputusan moral.
“Kurang empati terhadap orang lain, dan cenderung terlibat dalam perilaku yang tidak etis atau merugikan. Anak-anak juga mungkin kesulitan bersosialisasi dengan baik jika tidak diajarkan moralitas sejak dini,” tutupnya.
Dengan pendidikan moral yang kuat, kata Jeffry, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang berintegritas, empati, dan mampu menghadapi tantangan moral dalam kehidupan mereka. (*)