JeNews.id l Batu Bara, Al Asari S.Ag MSi, Ketua Ormas Islam Al Washliyah Kabupaten Batu Bara berpeluang besar dalam pertarungan Pilkada Kabupaten Batu Bara 2024. Untuk ini, Al Asari telah mendaftarkan diri dan sudah mengisi serta mengembalikan formulir pendaftaran sebagai bakal calon Bupati Batu Bara tahun 2024 periode 2024-2029 ke sejumlah Partai Politik.
Adapun partai yang sudah didaftarkan beliau yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Nasional Demokrat atau Nasdem.
Pengamat Sosial Politik dan Kebijakan Publik LKPI Irwansyah Nasution, SH MH, Minggu (05/05/2024) mengatakan, sebagian masyarakat Batu Bara mungkin sudah familiar (kenal) Al Asari Al Pagurawani sebagai tokoh muda energik di bidang keagamaan dari kalangan kader Al Washliyah.
Sebagai sebuah organisasi yang populer di Batu Bara, Al Washliyah terbukti sukses membangun komunitas keagamaan terbesar massanya di Batu Bara, bahkan di Sumatera Utara dalam bidang dakwah dan pendidikan. Berapa kali sudah senator (DPD RI) berasal dari Al Washliyah berhasil diantarkan ke Senayan Jakarta Perwakilan Sumatera Utara.
Ini membuktikan ormas ini begitu solid dalam memainkan peranan politik sekalipun Al Washliyah bukan ormas yang berafiliasi politik tapi perilaku politik diperlukan untuk memajukan Al Washliyah dalam peredaran di bidang pemerintahan.
Jika kali ini kader Al Washliyah Kabupaten Batu Bara seperti Al Asari Al Pagurawani saat ini mencalonkan diri sebagai salah satu kandidat Bacalon Bupati Batu Bara, itu bukanlah sekedar hal sederhana untuk coba-coba mencari perhatian, tapi merupakan ijtihad ormas tersebut untuk berkontribusi membangun keseimbangan antara dunia dan akhirat sebagai kontribusi dalam pemerintahan 2024 di Kabupaten Batu Bara dan kader terbaiknya sendiri seperti Al Asari.
Al Asari dalam kancah politik Batu Bara yang pernah menjadi anggota DPRD Batu Bara setidaknya sebagai modal pengetahuan untuk menterjemahkan lika-liku perpolitikan Batu Bara terutama dalam membangun popularitas dan elektabilitas yang diperlukan untuk bertarung di pilkada kali ini sepanjang pengamatan.
Tapi persoalannya mampukah Al Asari mengembangkan sayap politiknya membangun kesadaran kolektif masyarakat Batu Bara, untuk mendapatkan dukungan bersifat terstruktur dan massif..?
Komunikasi politik melalui safari politik ke berbagai simpul kekuatan masyarakat Batu Bara akan menjadi ukuran seberapa kuat Al Asari dan timnya meyakinkan publik Batu Bara bahwa ia layak didukung sebagai perwakilan simpul kekuatan politik masyarakat di pilkada kali ini.
Tidak mudah bagi pendatang baru meyakinkan masyarakat tanpa kerja keras sehingga menjadi buah penilaian yang positif apalagi pemikiran poltik. Masyarakat saat ini sudah terbiasa dan terlatih dengan satu pola transaksi politik uang untuk menang yang sebenarnya ini terlarang dapat membatalkan kemenangan tiap Paslon yang bertanding nantinya di Pilkada Batu Bara.
Jikalau Al Asari menyadari dinamika politik transaksi merupakan bagian penting yang sudah menjalar ke sendi kehidupan masyarakat, kali ini setidaknya ia harus dapat membangun pola baru yang lebih sejuk sehat serta menggembirakan bagi para calon pendukungnya kelak jika memang berhasil menjadi calon yang di tetapkan oleh KPUD Batu Bara sebagai peserta Calon Bupati 2024 ini, memungkinkan bagi Al Asari mendapatkan porsi dukungan besar di Pilkada nantinya.
Sebenarnya ini semacam teori dan praktek yang saling melengkapi seperti orang belajar naik sepeda, harus ada keberanian mencobanya agar dapat keseimbangan dalam mengendalikan sepedanya langsung tidak berhalusinasi dapat mengendarai sepeda, namun sepedanya tidak di coba-coba.
Bagaimanapun Al Asari bukanlah tokoh yang di ragukan kemampuannya tapi ujian di pilkada amatlah berat terutama dalam memobilisasi segala keperluan yang tertumpu pada kepiawaian setiap kandidat yang mencoba mengendarai kursi panas tersebut.
Di pilkada kali ini, nampaknya Al Asari harus dapat memanfaatkan celah politik dengan latar belakang dari ormas besar Al Washliyah di Batu Bara. Ia akan mendapatkan momentum yang terus dibangun secara kolektif kolegial menggerakkan kekuatan ormas tersebut sebagai peralatan negosiasi dan transaksi kemaslahatan masyarakat yang mungkin akan terus menerus dilakukannya dalam forum silaturahmi, dalam hal ini Al Asari dapat disebut komunikator piawai, publik akan menunggu. (Ros)
Editor : David Napitu,