JeNews.id l Simalungun, PT Toba Pulp Lestari, Tbk (TPL) saat ini melakukan aktivitas kegiatan operasional berupa pemanenan dan penanaman di seluruh areal konsesi perusahaan sesuai dengan Rencana Kerja Umum (RKU) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang telah disetujui pemerintah. Kegiatan operasional ini dilakukan untuk memenuhi pasokan bahan baku pabrik.
Namun disayangkan, sekelompok orang yang mengatasnamakan masyarakat adat Ompu Umbak Siallagan kembali memasuki kawasan konsesi TPL Sektor Aek Nauli, Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, (Kamis, 06/2/2025).
Kedatangan belasan oknum masyarakat di konsesi TPL tersebut bertujuan meminta menghentikan aktivitas pekerja dan alat berat dengan cara menerobos masuk dan berteriak anarkis sampai memancing amarah petugas keamanan. Padahal perusahaan sedang menyiapkan lahan untuk penanaman bibit eukaliptus yang saat ini sudah memasuki daur ke enam (± 25 Tahun).
Dalam aksinya oknum masyarakat juga berupaya melakukan penanaman bibit padi dan jagung di areal konsesi yang telah dikerjakan oleh perusahaan. Informasi yang diterima dilapangan hampir setiap hari oknum masyarakat tersebut mengganggu aktivitas operasional perusahaan.
Demi menghindari hal yang tidak diinginkan, perusahaan meminta petugas sekuriti segera melakukan pengamanan dan meminta massa tersebut meninggalkan lokasi. Bahkan sebelum melakukan aktivitas operasional, TPL telah melakukan sosialisasi dan koordinasi kepada stakeholders terkait. TPL menjalankan kegiatan operasionalnya secara legal berdasarkan izin yang diperoleh dari pemerintah dalam upaya memenuhi kebutuhan bahan baku jangka panjang.
TPL sebagai perusahaan penghasil Pulp juga telah melakukan pendekatan dan mendorong masyarakat melalui program kemitraan, sehingga masyarakat dan perusahaan dapat hidup berdampingan. Program kemitraan juga telah diterapkan oleh TPL bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) di beberapa lokasi di area konsesi, seperti di Nagahulambu dan Pondok Buluh, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun.
Perusahaan juga secara proaktif mendukung masyarakat lokal melalui program Community Development (CD)/Corporate Social Responsibility (CSR) yang berfokus pada pengembangan bisnis kewirausahaan desa dan peningkatan sistem pertanian yang berkelanjutan. Beberapa contoh nyata keberhasilan program ini adalah panen cabe dari program tumpang sari (intercrop) dengan tanaman eukaliptus yang diterapkan Kelompok Tani Hutan (KTH) Dolok Parmonangan dan panen ubi kayu oleh KTH Saborang Mulana pada tahun 2024 lalu.
TPL terus memperkuat pola kemitraan agar masyarakat sekitar merasakan manfaat positif kehadiran perusahaan, TPL juga berkomitmen mengedepankan dialog terbuka untuk solusi damai dengan masyarakat dalam menghadapi setiap tantangan isu sosial tanpa aksi yang dapat merugikan para pihak.(rel).
Editor : David Napitu,